Analysis of Land Use Changes and Their Impact on Environmental Quality in Kembaran Subdistrict (2016–2022)

Authors

  • Fitrian Bilqist Akilah Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, Yogyakarta, Indonesia
  • Rohmat Junarto Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
  • Suharno Suharno Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, Yogyakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31292/mj.v4i1.69

Keywords:

Land Use Change, Environmental Impact, Land Typology , Kembaran District

Abstract

The conversion of agricultural land to non-agricultural use in Kembaran District, prompted by the development of Purwokerto, has resulted in multiple environmental impacts. This study seeks to analyze land changes and their effects on environmental quality from 2016 to 2022, employing a mixed-methods approach that integrates both quantitative and qualitative data within a spatial framework. The analysis identifies six categories of land use changes. Mixed Gardens are transformed into Rare Villages (1,954 ha) and Rare Housing (0.156 ha); Irrigated Rice Fields are converted into Small Industries (5,838 ha), Road Networks (0.270 ha), Rare Villages (3,374 ha), and Sparse Housing (2,642 ha). The alterations impact the quality of the residential environment, categorized into good (131,758 ha), medium (311,003 ha), and poor (310,903 ha) classifications. High-quality settlements exhibit low to medium density, abundant shade trees, and significant distance from pollution sources. In contrast, the medium category is characterized by medium density and a moderate presence of shade trees. Poor-quality settlements exhibit high density, a scarcity of shade trees, and closeness to pollution sources. The findings indicate that agricultural land conversion diminishes productive land and exacerbates environmental quality, particularly in densely populated areas with limited vegetation and proximity to pollution sources.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Arminah, V. (2012). Model spasial penggunaan lahan pertanian berkelanjutan di Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung. STPN Press.

Awanis, R. Z. Y. (2022). Analisis alih fungsi lahan dan daya dukung lahan permukiman di Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas. (2024). Kabupaten Banyumas dalam Angka 2024. In Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas (Ed.), Kabupaten Banyumas dalam Angka 2024 (p. 424). Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas.

BPS. (2012). Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik.

BPS. (2023a). Kabupaten Banyumas dalam angka 2023. Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas.

BPS. (2023b). Statistik Indonesia 2023. Badan Pusat Statistik.

Creswell, J. W. (2010). Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif dan mixed (3rd ed.). Pustaka Pelajar.

Derajat, R. M., Sopariah, Y., Aprilianti, S., Taruna, A. C., Aria, H., Tisna, R., Ridwana, R., & Sugandi, D. (2020). Klasifikasi tutupan lahan menggunakan citra landsat 8 Operational Land Imager ( OLI ) di Kecamatan Pangandaran. 03(01), 1–10.

Ditjen Cipta Karya, D. P. U. (2006). Konsep pedoman identifikasi kawasan permukiman kumuh penyangga kota metropolita.

Fajar, D. E. (2022). Analisis pola perubahan lahan pertanian menjadi lahan non pertanian menggunakan metode K-Nearest Neighbour Kabupaten Sukoharjo tahun 2005 dan 2015. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Hauser, P. M. (1985). Penduduk dan masa depan perkotaan. Yayasan Obor Indonesia.

Iskandar, Nehru, & Riantoni, C. (2021). Metode penelitian campusan: konsep, prosedur dan contoh penerapan. NEM. https://books.google.co.id/books?id=nkQjEAAAQBAJ

Kurniadi, A. (2014). Analisis kualitas lingkungan permukiman di Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta menggunakan citra quickbird. Universitas Negeri Yogyakarta.

Rahayu, S. (2009). Kajian konversi lahan pertanian di daerah pinggiran kota Yogyakarta bagian selatan ( Studi kasus di sebagian daerah Kecamatan Umbulharjo ). 299.

Riyanto, P. (2019). Analisis perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian di Kota Sukoharjo tahun 2005-2015. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sari, R. W., & Yuliani, E. (2021). Identifikasi dampak alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian untuk perumahan. 1(2), 255–269.

Sultoni, M., Sutomo, & Suwarno. (2014). Kajian perubahan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian di Desa Ledug Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas tahun 2002 dan 2012. Geoedukasi, III, 111–114.

Suwarsito, & Sarjanti, E. (2021). Analisis potensi cadangan dan kualitas airtanah di Desa Dukuhwaluh, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas. 18(2), 123–132.

Wahyudi, M. E., Munibah, K., & Widiatmaka. (2023). Kebutuhan lahan permukiman di Kota Bontang, Kalimantan Timur. 267–284.

Wahyuni, S., Guchi, H., & Hidayat, B. (2014). Analisis perubahan penggunaan lahan dan penutupan lahan Tahun 2003 dan 2013 di Kabupaten Dairi. 2(2337), 1310–1315.

Yunus, S. H. (2008). Dinamika wilayah peri-urban determinan masa depan kota. Pustaka Pelajar.

Downloads

Published

2024-12-06

How to Cite

Akilah, F. B., Junarto, R., & Suharno, S. (2024). Analysis of Land Use Changes and Their Impact on Environmental Quality in Kembaran Subdistrict (2016–2022). Marcapada: Jurnal Kebijakan Pertanahan, 4(1), 56–70. https://doi.org/10.31292/mj.v4i1.69